tentunya hal ini dapat terlaksana atas kerjasama berbagai pihak, yaitu;
1. Antawijaya sebagai Pembina OSIS
2. Rafa dkk sebagai pengurus OSIS
3. Bapak Sukarno sebagai wakil kurikulum tetapi lebih banyak memberi masukan karena sudah berpengalaman sebagai petugas KPPS (pemilu)
4. Tim Robotik MTs PKP (Jessica dkk)
Sebelum membahas cara kerja e-voting maka akan kita bahas apa itu e-voting :
e-voting berasal dari kata electronic voting yang mengacu pada penggunaan teknologi informasi pada pelaksanaan pemungutan suara.
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Pemungutan_suara_elektronik
Electronic voting adalah suatu metode pemungutan suara dan penghitungan suara dalam suatu pemilihan dengan menggunakan perangkat elektronik. Tujuan dari electronic voting adalah menyelenggarakan pemungutan suara dengan biaya hemat dan penghitungan suara yang cepat dengan menggunakan sistem yang aman dan mudah untuk dilakukan audit.
sumber : https://www.bppt.go.id/index.php/terkini/58-teknologi-material/425-e-voting-untuk-pemilu-2014
Nah di MTs PKP ini e-voting menggunakan komputer dengan aplikasi google form, dibuat oleh siswa ekskul Robotik MTs PKP.
Tahap Pemilihan Ketua OSIS Online
1. Persiapan
Program
a. Pembuatan alur
kerja program oleh anatta Kamis,
1 September 2017
b. Konsep tampilan
oleh antawijaya Jumat,
2 September 2017
2. Pembuatan
program
a. Master Program
oleh Jesica, Ulfa dan Safira Senin,
11 September 2017
b. Input data
calon ketua OSIS Rabu, 13 September 2017
c. Input data
Pemilih Kamis, 14 September 2017
3. Sosialisasi
a. Sosialisasi
pengurus OSIS diwakili rafa dkk Selasa,
12 September 2017
b. Sosialisasi
rapat dewan guru Rabu,
13 September 2017
c. Sosialisasi
kepada peserta didik Jumat,
15 September 2017
4. Ujicoba
a. Ujicoba Guru
Karyawan Rabu, 13 September 2017
b. Ujicoba Peserta
Didik Jumat, 15 September 2017
5. Pelaksanaan Senin, 18 September 2017
a. Pemberitahuan
cara kerja pemilihan online 07.15-07.30
b. Pemilihan
online 07.30-09.00
i. dipanggil
perkelas 7A-9D-Gukar
ii. memilih nama
Pemilih
iii. memilih status
kelas atau gukar
iv. memilih calon
ketua OSIS
v. tekan tombol
submit (kirim pilihan)
c. Validasi oleh
para saksi dan perwakilan Gukar 09.00-09.15
d. Pengumuman
Ketua OSIS terpilih berupa grafik 09.15-09.30
e. Pembuatan
berita acara 09.30-09.45
Programmer 1 Programmer
2 Programmer
3
Jesica Ulfa Safira
Hasilnya adalah Wahyu menjadi Ketua OSIS terpilih mengungguli kedua kandidat lainnya yaitu erdin dan lady.
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfziGV-XQHpWMwgMHo-Lu8RYR8PvuZCLmF3i1u_lH0k0VNcvw/closedform
Adapun evaluasi yang harus dilakukan adalah ;
1. Pembuatan username dan password untuk pemilih
2. Diperbanyak komputer untuk pemilih, minimal 10 unit komputer untuk 350 pemilih
3. Jaringan internet harus stabil dan minimal ada 3 cadangan modem eksternal
Kekurangan dan kelebihan elektronik
voting
A.
Kelemahanya
1. Lambatnya proses penghitungan suara.
2. Kurang akuratnya hasil perhitungan
suar Karena proses pemungutan suara dilakukan dengan pencoblosan kertas suara,
sering kali muncul perdebatan mengenai sah atau tidaknya sebuah kertas suara.
3. Tidak ada salinan terhadap kertas
suara. Hal ini menyebabkan jika terjadi kerusakan terhadap kertas suara,
panitia pemilihan sudah tidak mempunyai bukti yang lain.
4. Sulitnya perhitungan kembali jika
terjadi ketidak percayaan terhadap hasil perhitungan suara.
5. Rawan konflik.
6. Besarnya anggaran yang dilalukan
untuk melakukan proses pemungutan suara. Anggaran yang sangat besar tersebut digunakan untuk proses
pencetakan kertas Suara, distribusi kertas suara, dan
lain-lain
Dengan banyaknya permasalahan
tersebut, maka muncul lah gagasan untuk melaksanakan pemilihan umum dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada khususnya teknologi berbasis web.
Hal ini juga didukung dengan semakin luasnya jaringan komunikasi dan biaya
komunikasi yang semakin murah. Pada penelitian e-voting ini, solusi e-voting lebih
difokuskan pada pemanfaatan teknologi berbasis web. Teknologi berbasis web
mempunyai kelebihan utama dalam hal kemudahan akses dan biaya yang jauh lebih murah.
Pemilihan suara secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi elektronik (e-voting)
saat ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk menggantikan pemilihan umum
secara konvensional yang sekarang ini digunakan. Penelitian mengenai e-voting telah
dilakukan lebih dari 20 tahun. Permasalahan utama yang dihadapi dalam e-voting adalah
terkait dengan faktor keamanan. Sampai saat ini, belum ada solusi lengkap baik
secara teori maupun
praktek yang mampu mengatasi permasalahan tersebut
Pemilihan
suara di indonesia dengan cara coblos kertas mungkin sudah ketinggalan jaman.
Selain mahal biayanya, hasilnya belum tentu akurat. Kini ada cara yang lebih
moderen, yaitu dengan cara voting elektronik secara online yang biasa di sebut e-voting.
Pemungutan
suara (voting) sebagai media untuk
mencari keputusan yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak telah dimulai
sejak lama. Dalam pelaksanaannya, banyak terjadi penyimpangan yang dilakukan
sebagian golongan untuk kepentingan mereka sendiri. Hal ini
menyebabkan timbulnya konflik, serta menurunnya kepercayaan
masyarakat tehadap pihak penyelenggara voting
dan pihak pemenang voting tersebut.
Pemungutan suara
secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi elektronik (e-voting) saat ini dapat menjadi salah
satu alternatif untuk menggantikan pemilihan secara konvensional yang
sekarang ini digunakan.
Permasalahan
utama yang dihadapi dalam e-voting
adalah terkait faktor keamanan. Sampai saat ini, belum ada solusi lengkap baik
secara teori maupun praktek yang mampu mengatasi permasalahan tersebut.
Pengguna teknologi informasi dalam proses voting
diharapkan dapat memantu penyelesaian masalah-masalah tersebut.
B. kelebihanya
Penerapan e-voting diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang timbul dari
pemilu yang diadakan secara konvensional. Riera
dan Brown serta de Vuyst dan Fairchild
menawarkan manfaat yang akan diperoleh dalam penerapan e-voting sebagai berikut :
1. Mempercepat penghitungan suara,
2. Hasil penghitungan suara lebih akurat,
3. Menghemat bahan cetakan untuk kertas suara,
4. Menghemat biaya pengiriman kertas suara,
5. Menyediakan akses yang lebih baik bagi kaum yang mempunyai keterbatasan fisik (cacat)
6. Menyediakan akses bagi orang yang mempunyai keterbatasan waktu untuk mendatangi tempat pemilihan suara (TPS)
7. Menyediakan akses informasi yang lebih banyak berkenaan dengan pilihan suara
8. Dapat mengendalikan pihak yang tidak berhak untuk memilih misalnya karena di bawah umur atau melebihi umur pemilih yang telah diatur.
1. Mempercepat penghitungan suara,
2. Hasil penghitungan suara lebih akurat,
3. Menghemat bahan cetakan untuk kertas suara,
4. Menghemat biaya pengiriman kertas suara,
5. Menyediakan akses yang lebih baik bagi kaum yang mempunyai keterbatasan fisik (cacat)
6. Menyediakan akses bagi orang yang mempunyai keterbatasan waktu untuk mendatangi tempat pemilihan suara (TPS)
7. Menyediakan akses informasi yang lebih banyak berkenaan dengan pilihan suara
8. Dapat mengendalikan pihak yang tidak berhak untuk memilih misalnya karena di bawah umur atau melebihi umur pemilih yang telah diatur.
Kemudian Gritzalis menyampaikan bahwa e-voting
mempunyai prospek yang baik jika diterapkan pada suatu negara karena :
- Kebanyakan negara percaya bahwa e-voting akan banyak dijumpai pada dekade yang akan dating
- Pilihan-pilihan dalam e-voting dapat memuaskan pemilih karena kenyamanannya
- E-Voting dapat memenuhi kebutuhan khusus bagi masyarakat yang mempunyai keterbatasan fisik (cacat)
- Banyak negara yang akhir-akhir ini sudah menerapkan e-voting untuk skala kecil
- Banyak negara yang bermaksud mengganti sistem pemilihan umumnya menemui kesulitan berkenaan dengan terbatasnya pilihan-pilihan yang tersedia
- Banyak negara yang tertarik pada sistem e-voting layar sentuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar