Selasa, 17 April 2012

10 Kata-kata Bijak Tenangkan Anak Korban Cyberbully

Aksi pengolok-olokan, penghinaan atau pelecehan lewat internet (cyberbullying) tak bisa dipandang sebelah mata. Dampak yang terjadi pada si korban akan menuntun korban pada depresi, turunnya kepercayaan diri hingga bunuh diri.

Tidak semua anak mau terbuka melaporkan kejadian bullying, apakah mereka korban atau yang menyaksikan. Banyak anak berpikir bahwa jika mereka melaporkan aksi bullying kepada orang dewasa maka mereka tidak diperbolehkan memakai komputer atau ponsel lagi.

Jika anak Anda menjadi korban bullying atau cyberbullying, cobalah menerapkan beberapa tips berikut ini untuk membantu anak tetap survive. Andapun bisa mengatakan hal-hal berikut kepadanya..

1. Bukan salahmu. Jangan merasa dirimu bersalah karena sebenarnya kamu tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini.

2. Kamu tidak sendiri. Kamu bukanlah satu-satunya korban cyberbullying. Ternyata, masih banyak anak di luar sana yang mengalami hal serupa.

3. Jangan dipendam sendiri. Berbicaralah padaku, ceritakan apa yang terjadi siapa tahu aku bisa membantu. Mari kita sama-sama memberitahukan kejadian ini kepada pihak sekolah agar mereka menghentikannya. Memendam perasaan sakit tak akan memperbaiki keadaan. Jika tidak mau bicara dengan Anda, suruh anak bicaralah pada teman sekolahmu atau pihak sekolah.

4. Coba bicara dengan sahabat dekatmu. Terkadang, berbagi dengan orang lain bisa meringankan beban yang kita rasakan. Ungkapkan apa yang kamu rasakan pada temanmu dan pastikan ia menemanimu di saat-saat berat.

5. Jangan membalas dendam. Tak ada gunanya membalas dendam seberapa pun frustasi kamu dibuatnya. Perbuatan jahat hanya akan berbuntut pada hal jahat lainnya. Yakinkan saja pada dirimu bahwa kamu seorang yang kuat dan bisa membuat keadaan jadi lebih baik.

6. Ini bukanlah tentang kamu. Sebenarnya, pelaku cyberbullying adalah anak yang jauh dari kata happy dan percaya diri. Mereka mengolok-olok anak lain agar dirinya merasa lebih kuat karena sebetulnya dalam diri mereka tersimpan rasa tidak aman.

7. Kamu tak bisa mengontrol mereka. Jangan ambil pusing dengan berusaha mengontrol apa yang mereka lakukan, katakan atau pikirkan, karena hal itu tidaklah mungkin. Yang bisa kamu lakukan ialah mengontrol dirimu sendiri dengan pilihan sendiri.

8. Jangan ambil hati perkataan menyakitkan mereka. Kata-kata yang mereka ucapkan memang terasa menyebalkan, namun ingat itu hanyalah kata-kata, jangan terpengaruh. Sekali kamu mempercayai omongan sampah mereka, maka kamu sama saja dengan menyakiti dirimu sendiri, jangan teruskan.

9. Aktiflah di kegiatan luar sekolah. Kamu pasti punya ketertarikan di bidang tertentu kan? Jangan ragu-ragu untuk menuruti hasratmu dengan mengikuti kegiatan positif di luar sekolah sehingga bisa meningkatkan kepercayaan diri.

10. Jadilah teman yang jempolan. Bila kamu ingin punya teman yang bisa dipercaya, menghargai dirimu, menyemangati dan setia, maka mulailah dari dirimu sendiri. Jadilah sosok yang kamu harapkan ada di diri seorang teman, maka seseorang di luar sana akan menemukanmu dan memanggilmu kawan.

Sumber: Safetyweb

10 Video Game Berbahaya bagi Anak-anak (Bagian 2)


6. Dead Rising 2
Untuk usia: 18+
ESRB Rating: Mature (Dewasa)
Platform: Xbox 360, PlayStation 3, Windows PC

Pertarungan melawan zombie yang tidak dianjurkan bagi pemula atau anak-anak di bawah umur. Gergaji mesin yang dipakai untuk menghalau jasad-jasad yang berkeliaran di Vegas, ditambah dengan pemandangan wanita dan iklan Playboy yang vulgar. Belum lagi kebiasaan minum minuman keras si pahlawan guna mengembalikan staminanya.

7. Halo: Reach
Untuk usia: 18+
ESRB Rating: Mature (Dewasa)
Platform: Xbox 360

Lagi-lagi kekerasan. Franchise eksklusif yang dimainkan untuk Xbox ini merupakan pertarungan melawan alien. Pemain dituntut untuk memilih senjata favoritnya dan memakainya guna membunuh musuh yang menghadang. Kekerasan yang ada di game ini masih ditambah dengan kata-kata kasar di dalamnya.

8. Naughty Bear
Untuk usia: 18+
ESRB Rating: Mature (Dewasa)
Platform: Xbox 360, PlayStation 3

Jangan terkecoh dengan nama dan ratingnya yang sebenarnya untuk Teen (remaja). Game ini menyuguhkan pembunuhan yang tak kalah kejinya. Naughty Bear adalah salah satu game terkejam di mana tokohnya menghabiskan waktu dengan membunuh teman-temannya dengan stik golf, menghantamkan kepala mereka di pintu mobil hingga menakut-nakuti mereka sampai mereka bunuh diri. Darah? Tentu saja ada di mana-mana.

9. Mafia II
Untuk usia: 18+
ESRB Rating: Mature (Dewasa)
Platform: Xbox 360, PlayStation 3, Windows PC

Terilhami dari film kriminal, Mafia II mengambarkan kehidupan gangster yang sangat kelam: keterlibatan mereka dengan obat-obatan serta alkohol ditambah dengan perlakuan buruk mereka terhadap wanita.

10. Kane and Lynch 2: Dog Days
Untuk usia: 18+
ESRB Rating: Mature (Dewasa)
Platform: Xbox 360, PlayStation 3, Windows PC

Mengetengahkan 2 pemain yang tanpa moral, game ini lekat dengan kekerasan sehingga menjadikan 2 karakternya cukup melegenda. Lynch ialah sosok psikopat sedang Kane ialah kriminal kelas kakap yang suka melanggar hukum. Kekekrasan mereka lakukan terhdap warga sipi hingga petugas polisi. Grafik yang memukau di sini hanya untuk menonjolkan intensitas pertumpahan darah yang terjadi.

Sumber: Parenting

7 Hal Wajib Sebelum Belikan Anak iPhone dan iPod

iPhone dan iPod Touch tak hanya menjadi barang idaman orang dewasa. Anak-anakpun kini banyak yang menginginkan piranti tersebut sebagai kado buat mereka. Namun yang perlu diingat, sebelum Anda membungkus piranti tersebut dengan kertas kado dan memberikannya pada anak-anak, pastikan Anda melakukan hal-hal di bawah ini demi keamanan si buah hati.

1. Buatkan akun iTunes untuk Mereka
Baik iPod Touch maupun iPhone, keduanya mensyaratkan pembuatan akun iTunes untuk memungkinkan penggunanya mendownload musik, film, aplikasi dan konten lainnya dari iTunes Store. Sejumlah orang tua menginginkan anak-anaknya memiliki akun sendiri agar tagihan pembelian tidak mampir di akun Anda. Nah jika anak Anda memiliki komputer pribadi, buatkanlah akun iTunes untuknya di komputer tersebut. Akan tetapi jika komputer yang dipakai adalah komputer bersama, pastikan setiap orang logout dari akun iTunesnya masing-masing setelah selesai.

2. Aktifkan Passcode
Dengan passcode, piranti iPhone atau iPod Touch anak-anak akan terlindungi. Apalagi jika misalnya nanti kecurian, pelaku tak akan bisa mengakses informasi yang ada di dalamnya. Passcode ialah kode keamanan yang harus dimasukkan setiap kali pemakai ingin menggunakan pirantinya. Usahakan Anda memakai passcode yang mudah diingat anak-anak.

3. Instal Aplikasi
Sebelum menginstal aplikasi untuk anak-anak, pastikan kontennya aman dan bermanfaat. Mengingat di dalam App Store terdapat banyak sekali aplikasi, Anda harus pintar memilah-milah aplikasi mana yang tepat dipakai untuk anak-anak.

4. Gunakan Content Restrictions
Gunakan Content Restriction untuk mencegah anak mengakses konten-konten dewasa hingga memakai video chat. Tools yang dibangun Apple di dalam operasi sistemnya ini memang memungkinkan orang tua untuk mengontrol konten dan aplikasi apa saja yang diakses anak-anak.

5. Aktifkan iTunes Allowance
Anda tak ingin kan anak-anak asyik berbelanja di iTunes dengan bebasnya? Bisa-bisa dompet Anda yang jebol. Oleh karena itu, gunakan iTunes Allowance di mana ia akan mengontrol pemakaian dana yang dipakai anak-anak untuk membeli musik dan sebagainya.

6. Belikan Pelindung
Untuk melindungi piranti dari kecerobohan anak-anak, seperti tak sengaja terjatuh, maka pilih pelindung yang aman untuk badan iPhone atau iPod Touch Anda. Sedang untuk melindungi layar dari gesekan, pasanglah screen protector (pelindung layar) agar piranti tetap dalam kondisi mulus.

7. Pelajari Tentang Gangguan Pendengaran
Pelajari mengenai penggunaan iPod yang aman agar anak-anak terhindar dari gangguan pendengaran. Ajak mereka ngobrol mengenai bahaya yang bisa dialami telinga mereka, misalnya jika menyetel volume terlalu keras.

Sumber: iPod.about.com

Anak Makin Melek Internet? Berikut Panduan Wajib Dicatat!

Penggunaan internet oleh anak-anak patut mendapat bimbingan dari para orang tua untuk melindungi mereka dari konten-konten yang tidak selayaknya diakses. Bimbingan ini pun sebaiknya juga disesuaikan dengan usia mereka karena harus disadari bahwa makin bertambahnya usia, anak-anak makin melek internet. Berikut disajikan panduan yang dikeluarkan oleh The American Academy of Pediatricians (AAP) dan Microsoft untuk memudahkan orang tua mengawasi penggunaan internet oleh anak-anak berdasarkan umur. Akan tetapi yang sebaiknya diingat ialah, panduan ini tidaklah harga mati di mana Anda bisa menyesuaikannya dengan kondisi anak Anda sendiri.

Kurang dari 10 Tahun

Lakukan pengawasan pada anak sampai mereka berusia 10 tahun. Meski Anda bisa memakai bantuan tools keamanan di internet untuk mengakses kegiatan online mereka dan terlibat dalam pemakaian internet anak-anak, namun akan lebih baik bila Anda duduk bersama mereka ketika berada di depan monitor. Berikut sejumlah tips yang bisa Anda terapkan pada buah hati yang berusia antara 2-10 tahun:
1. Ngobrol santai soal komputer pada anak-anak dan selalu siap serta terbuka pada setiap pertanyaan yang mereka ajukan, adalah langkah awal yang baik. Penuhi rasa penasaran mereka dengan diskusi sehat dan positif.
2. Ciptakan aturan pemakain internet.
3. Katakan pada mereka untuk tidak membagi informasi pribadi seperti nama asli, alamat, nomer telepon, atau password dengan orang yang mereka temui di online.
4. Jika ada situs yang menghimbau mereka agar menyetorkan nama, maka bantu anak-anak untuk menciptakan nama alias.
5. Semua anggota keluarga harus bisa menjadi panutan yang baik anak-anak yang masih baru di jagad maya.

Usia 11-14 tahun

Anak-anak yang memasuki usia ini sudah lebih mengerti internet. Namun, pengawasan dan pemonitoran harus tetap dilakukan untuk memastikan mereka tidak mengakses konten dewasa. Pastikan mereka juga benar-benar mengerti akan apa yang boleh dishare di internet dan apa yang tidak. Berikut sejumlah tips untuk Anda yang memiliki anak usia 11-14 tahun selain tips yang telah disebutkan sebelumnya:

1. Dorong anak Anda untuk bercerita jika mereka menjumpai sesuatu atau seseorang yang membuat mereka tidak nyaman atau terancam saat berada di dunia online. Tetap tenang dan puji keberanian mereka dalam mengatakan hal tersebut pada Anda. Katakan pada mereka bahwa Anda bisa diandalkan apabila terjadi sesuatu yang sama lagi.
2. Tempatkan komputer yang terkoneksi dengan internet di area terbuka untuk memudahkan pengawasan Anda.

Usia 15-18 tahun

Dalam golongan usia ini remaja hampir memiliki akses tak terbatas di internet. Mereka lebih melek tentang internet tapi tetap membutuhkan peran orang tua untuk mengingatkan mereka tentang batasan-batasan keamanan di dunia online. Berikut sejumlah tips yang sekiranya bisa dilakukan guna melindungi mereka dari bahaya internet:
1. Tetap jaga komunikasi yang terbuka dan positif pada mereka. Jangan berhenti berdiskusi mengenai teman-teman dan kegiatan online mereka.
2. Bikin aturan mengenai penggunaan internet, termasuk pembatasan jam berinternet ria, informasi yang tidak seharusnya diumbar di online, serta panduan tentang berkomunikasi dengan teman-teman online di situs jejaring.
2. Kenali situs yang sering mereka kunjungi dan siapa-siapa yang mereka ajak bicara.
3. Katakan pada mereka untuk tidak bertemu dengan orang yang mereka kenal via internet.
4. Ajarkan pada anak-anak supaya tidak mengunduh program, musik atau file lain tanpa seijin Anda.
5. Angkat topik mengenai konten dewasa serta pornografi saat sedang ngobrol dengan mereka, kemudian arahkan mereka untuk mengunjungi situs-situs kesehatan dan seksualitas.
6. Bantu mereka terhindar dari spam. Anjurkan mereka agar tidak memberikan alamat email dan merespon junk email.
7. Ajari mereka mengenai tanggung jawab, etika dan perilaku online. Tak seharusnya mereka memakai internet guna menyebarkan gosip, melakukan aksi bullying atau mengancam orang lain.
8. Jangan sampai mereka melakukan transaksi online tanpa seijin Anda, termasuk memesan, membeli atau menjual barang di online.

Sumber: Microsoft