Selasa, 31 Januari 2017

Rejeki = Matematika Allah

Saya adalah roboticist, belajar merancang, merencanakan, mendesain, merakit, memprogram dan mengatur gerakannya.
Semua harus jelas dan konsep harus diwujudkan dalam tulisan, bisa dilihat dan dijabarkan perhitungannya. Tidak boleh mencontek dan ide harus original, boleh adaptasi tapi harus bisa dipertanggungjawabkan sumbernya.

Diatas adalah konsep logika atau biasa dalam belajar matematika disekolah yang biasa kita temukan.
Seperti dalam posting sebelumnya bahwa istri saya selalu menekankan bahwa sebagai suami saya harus berusaha mendapatkan nafkah yang halal, begitu juga mamah bilang kerja harus jujur.
Sebagai seorang ayahpun ingin memberi contoh menjadi pribadi yang baik.

Selama ini saya menganggap bahwa saya adalah orang yang miskin karena gaji sebagai guru sangat kecil untuk dapat hidup di Ibukota Jakarta, awal januari itu jadi momen yang buat saya terharu...
anakku KAISAR SANNAI yang baru berumur 6 tahun tanya gaji ayah untuk apa aja sih ?

Mulailah saya ambil handphone yang saya sudah bosan pakainya, buka apilkasi note dan coba menulis apa saja pengeluaran perbulan. WHATTTTTTT ternyata pengeluaran saya mencapai 350% dari gaji bulanan saya, dan setelah saya laporkan ke istri dia berkaca-kaca betapa sulitnya sang cintaku mengatur keuangan keluarga.

Ga abis pikir bagaimana aku dan keluargaku bisa melalui hidup selama 12 tahun ini, apalagi teringat setelah nikah, cintaku memustuskan tidak bekerja dan gajiku hanya 500 ribu perbulan dipotong hutang cicilan koperasi 100 ribu.

Ini yang dimaksud matematika Allah, bahwa rejeki itu dari Allah. Semoga saja semua rejeki ini halal dan thoyib, dan ucapan terimakasih tak terhingga kepada istriku yang telah mengatur segala sesuatunya. Love U

2016 kekhawatiran hilang jabatan / post power syndrome

Alhamdulillah tahun 2016 merupakan tahun yang awalnya agak sulit ketika dibayangkan untuk dilalui tapi bisa kulalui dengan relatif lancar. Jabatan yang dilaksanakan selama 2 periode sebagai wakil kepala sekolah akhirnya selesai juga pada bulan Juni 2016. Sebagai catatan yang kubanggakan adalah tidak terindikasi atau terbukti korupsi, walau ada masalah oranglain tapi bodo amat emang gua pikirin.

Semenjak Juli 2016 saya tidak menjabat apapun dalam struktural dikantor, akan tetapi dalam waktu 6 bulan tetap diberikan amanah dalam berbagai kegiatan, antara lain;
1. aug 2016, Koordinator tim MTs PKP lomba robotik IISRO
2. sep 2016, Ketua bidang dana usaha Masjid Baitushshidqi 2016-2019
3. okt 2016, Ketua panitia ulangan MTs PKP
4. nov 2016 Ketua panitia Muharam (tablig) Baitushshidqi-MUI Ciracas penceramah Habib Rizieq
5. des 2016, Koordinator aksi bela Islam 212 Baitushshidqi
6. des 2016, Ketua panitia studi tur MTs PKP

Jika dianggap bahwa jabatan adalah ujian maka berapakah nilai saya ?, layakkah disebut pemimpin yang baik?
Pernah terbersit saya gagal menjadi pemimpin yang baik karena sering mendapat berita gossip bahwa saya merusak irama kerjaan yang sudah mapan, lalu saya dianggap orang yang keras dan juga saya membuat geng dalam pergaulan. Hal tersebut saya tidak pernah sanggah walau hati ini ingin sekali cuap-cuap membela diri.
Ada sebuah runtutan kejadian katanya sipejabat anu, bilang pimpinannya menjelekkan saya, tapi 2 hari kemudian si pimpinan itu kecelakaan tabrakan mobil dan orang pertama yang ditelpon dan dimintai tolong itu adalah saya...nah ini membuat saya bertanya-tanya "sepertinya ga mungkin pimpinan itu benci saya kalau dia saja minta tolong saya".

Jika disebut dengan sebutan kekinian itu adalah HOAX atau berita bohong. Ada beberapa berita hoax tentang saya, tapi setelah saya analisa kenapa ya ? mungkinkah ini sebabnya;
1. Saya SOMBONG, suka memuji diri sendiri (termasuk tulisan ini)
2. Saya menyakiti oranglain, ga ngerasa sih...tapi mungkin aja
3. Saya memotong rejeki orang lain. Ya Allah semoga itu tidak terjadi
4. Saya terlalu banyak mendapat kepercayaan
5. Saya terlalu aktif di social media,
6. Saya kurang aktif beribadah

Sampai saat ini (Jan 2017) saya tidak tau bagaimana harus minta maaf dan juga ke siapa harus minta maaf. Pertanyaan tersebut sebenarnya harus segera dicarikan solusinya agar kreatifitas bisa terus muncul. Sambil menunggu jawabannya sekarang pasrah aja dulu deh.
Keinginan pada 2016 yang belum bisa saya realisasikan saat ini adalah kuliah doctoral. Biaya menjadi momok yang menakutkan dan terbukti mengalahkan rasa ingin itu.
Yang membuat saya nyaman bekerja adalah kehadiran para wanita disisi saya, istriku yang cantik dan mamaku yang mulia selalu mengingatkan artinya kejujuran dan rejeki yang halal. Bicara halal dirumah tangga seru nich, kita lanjutkan di postingan berikutnya