Senin, 28 November 2016

Iman kepad Qad dan Qadar


Iman kepada taqdir 
ustadz arif syarifuddin

Kelompok mu'tazilah adalah kelompok yang menolak taqdir, saat ini sudah tidak ada tapi tetap menyusup dalam keyakinan sebagian muslim.
Taqdir yang buruk tidak dapat dinisbtkan kepada Allah,karena ada maslahat yang tidak langsung didapatkan dari zatnya, contohnya adalah penciptaan iblis dan orang y
ang ingkar. 
Terdapat hikmah turunnya syariat dan pasti ada hikmah dibalik turunnya taqdir seperti syariat jihad dan amar ma'ruf nahi mungkar.Kalau seandainya semua beriman maka tidak perlu lagi ada syariat, tidak perlu ada kitab2 dan tidak perlu ada Nabi2. 
Taqdir adalah taqdir yang kauniyyah yang kita tidak tahu sebelum kejadian terseKafir. Terdapat hikmah turunnya syariat dan pasti ada hikmah dibalik turunnya taqdir seperti syariat jihad dan amar ma'ruf nahi mungkar. Kalau seandainya semua beriman maka tidak perlu lagi ada syariat, tidak perlu ada kitab2 dan tidak perlu ada Nabi2. 
Taqdir adalah taqdir yang kauniyyah yang kita tidak tahu sebelum kejadian tersebut benar2 ada. Ilmu Allah bersamaan dengan zat nya sehingg ilmu Allah juga tidak adaamaan dengan zat nya sehingg ilmu Allah juga tidak ada
perMulaannya dan juga tidak ada akhirnya.Allah sudah mengetahui segala sesuatu yang dia ciptakan beserta kadarnya masing2 Lalu Allah meNuangkannya di lauhul mahfuzh disebut al kitabah. Segala taqdir yng akan terjadi sudah tercatat 50 rb sebelum Allah menciptakan langit dan buMi. 'ARSY ALLAH berada diatas air. Ada dua kelompok yang meyimpang dalam melihat taqdir:al qadariyah (an nufatu taqdir) yakNi
yang menolak taqdir, ada juga kelompok yang berlebihan menyikapi taqdir yaitu aljabariyah. Diantara ghulat dalam alqadariyah dihukumi keluar dari Islam. HAL INI karena mereka menolak keberadaan Ilmu Allah yang terdahulu(berarti mereka meyandarkan kejahilan kepada Allah) dan mereka juga menolak bahwa segala sesuatu sudah ada catatannya dalam lauhul mahfuzh. Pertama kali kslompok ini muncul
di baghdad irak.kelompok ini punah seiring berjalannya waktu. Kemudian muncul kelompok alqadariah yang lain dimana mereka mengtakan bahwa perbuatan hamba diciptakan hamba sendiri dan tidak ada kaitannya dengan pengadaan dan penciptaan Allah. Ada malam lailatul qadr yang dimana Allah mencatat taqdir seseorang untuk setahun kedepannya dan ada juga taqdir yauman untuk harian.
Manusia tetap harus beramal, maka Allah akan memudahkan berdasarkan apa yang Allah ciptakan untuknya. Tqdir ada yang kauni dan ada yang syar'i. Secara kauNi, Allah menakdirkan segala yang baik dan yang Buruk, adapun taqdir yang syar'i Allah menghendaki yang baik2 saja. Rasulullah menhendaki semuanya beriman tapi Allah menghendaki tidak semua manusia beriman, maka abu thalib termasuk yang
Tidak mendapatkan Islam. Maka Allah kemudian menegur Nabi tatkala dia merasa bersedih. Kelompok Aljabriah berpendapat bahwa manusia dipaksa menerima keadaan dan menafikan kuasa manusia.Mereka menggunakan pendapat tersebut sebagai alasan untuk melakukan maksiat.Hal tersebut dijadikan alasan oleh pencuri dijaman Umar. Jika seseorang sudah bertaubat maka maksiat yang dia lakukan di zaman
 dulu maka orang tersebut boleh menjadikan maksiat ny di zaman dahulu sebagai taqdir karena dia tidak bermaksud melegalkan perbuatan maksiatnya.Dalilnya adalah perdebatan antara Nabi Adam dan Nabi Musa mengenai diusirnya Nabi Adam dari surga.

*Pengajian Dhewa Edikresnha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar